ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL
SMK NEGERI 1 BAURENO – BOJONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Hari / Tanggal : kamis 15 oktober 2015
Nama Siswa :
ella risty rahayu
Jam Ke :satu
Kelas :
XII (TKJ, MM, & BB)
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
No.
Absen : 14
Nama Guru :
Drs. IMAM SUJIANTO, M.Pd
Nilai : _______________________
|
Kepala SMKN
1 Baureno, Imam Wahjono
Rubah
Pemikiran, Jadikan SMK Go Internasional
Jumat, 18
September 2015 08:00:09
Ketika ditemui di ruang kerjanya, Bapak satu anak itu sedang membubuhkan tanda tangannya di ijazah siswanya yang meminta legalisir. Di belakang meja Kepala Sekolah, tertata rapi tropi maupun piala hasil prestasi siswa-siswinya. Ia juga begitu sederhana, buktinya ada cemilan makanan tradisional, seperti jenang dan gethuk di mejanya tersebut.
"Baru dua tahun menjabat Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno," ungkapnya yang kini tinggal di Jalan KS Tubun Gang Suproyo No.10 Kelurahan Mojo Kampung, Kecamatan Kota Bojonegoro.
Meskipun usianya kini sudah 56 tahun, ia mengenang masa-masa kecilnya dulu. Terlahir dari keluarga sederhana, guru kelahiran Lamongan itu mulai kecil hingga remaja mengenyam pendidikan madrasah, termasuk MI, MTs sampai Madrasah Aliyah (MA). Setelah itu oleh kedua orang tuanya diminta belajar di pondok pesantren.
"Serta kuliah di Surabaya, sambil membantu paman di sana. Kalau pagi nyablon dan siangnya kuliah. Selain itu sambil kuliah, juga mengajar. Sejak kecil diajari mandiri," kenang suami Zubaidah itu.
Kemudian, ia mengajar di SMK Negeri 2 Bojonegoro sejak 1987 sampai tahun 2009. Sehingga sudah banyak muridnya yang diajar, bahkan begitu banyaknya tidak sedikit yang lupa namanya. Kalau ketemu, terkadang ada yang menyapa, ia lupa nama murid yang pernah diajarnya tersebut. "Banyak lulusan 1990 yang sudah lupa," ceritanya sambil tersenyum.
Motivasinya menjadi guru ingin mengubah pemikiran rohani anak dan memberikan pengetahuan serta mengajari semuanya sehingga anak dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat. "Kesenangan tersendiri, melihat siswa bisa sukses," imbuh pria kelahiran 6 September 1959 itu.
Sebelum menjabat Kepala sekolah SMKN 1 Baureno, Imam mengaku pernah mengabdi di SMKN Dander. Setiap hari ia pulang pergi Bojonegoro-Baureno. Kalau dulu hanya sekitar 30 menit saja, tapi sekarang hampir 1 jam, karena jalan mulai mancet. "Saya berupaya menjadikan SMK GO Internasional, karena selama ini banyak yang hanya berfikir global. Untuk bisa Go Internasional, perlu menyiapkan tenaga potensial dan membuat siswa berpacu untuk menjadi juara," tuturnya.
Bukti Go Internasional sudah nampak, dengan adanya pertukaran pelajar SMKN 1 Baureno dengan pelajar Thailand. Sebanyak empat siswa Thailand yakni Chokchai (Chok), Pati Korn (Korn), Thammachon (CHun) dan Punyagon (men) akan belajar selama dua bulan di SMKN 1 Baureno, bersama siswa setempat lainnya.
Sekarang ini SMKN 1 Baureno, satu-satunya lembaga di Kabupaten Bojonegoro yang melaksanakan pertukaran pelajar dengan luar negeri. Melalui program Shoutheast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), merupakan organisasi kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu diadakan selama lima tahun.
Rencananya setelah pertukaran pelajaran dengan Thailand dievaluasi, tahun depan SMKN 1 Baureno akan bekerja sama dengan Malaysia. Selain itu dua negera dari Luar Asia Tenggara, Jerman dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
Jawablah
pertanyaan berikut dengan benar!
1. Carilah
hubungan antara struktur teks berita dengan peristiwa yang terjadi!
2. Tentukan
ciri kebahasaan (Keterangan) dalam teks berita di atas!
3. Tentukan
ciri kebahasaan (Verba Transitif dan Verba Pewarta) dalam teks berita di atas!
4. Carilah
kata tidak baku dan bakukanlah kata tidak baku dalam teks berita di atas!
JAWABAN !
1.
Mencari hubungan antara struktur teks berita dengan peristiwa yang
terjadi
No.
|
Struktur Teks
|
Kalimat dalam teks
|
|
1.
|
Orientasi
|
Dunia
Kabupaten Bojonegoro patut berbangga pada pegawainya. Meskipun tidak asli
Kota Ledre, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Imam
Wahjono mampu menjadikan sekolah kejuruan yang dipimpinnya Go Internasional.
|
|
2.
|
Peristiwa
|
Ketika ditemui
di ruang kerjanya, Bapak satu anak itu sedang membubuhkan tanda tangannya di
ijazah siswanya yang meminta legalisir. Di belakang meja Kepala Sekolah,
tertata rapi tropi maupun piala hasil prestasi siswa-siswinya. Ia juga begitu
sederhana, buktinya ada cemilan makanan tradisional, seperti jenang dan
gethuk di mejanya tersebut.
"Baru dua tahun menjabat Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno," ungkapnya yang kini tinggal di Jalan KS Tubun Gang Suproyo No.10 Kelurahan Mojo Kampung, Kecamatan Kota Bojonegoro. Meskipun usianya kini sudah 56 tahun, ia mengenang masa-masa kecilnya dulu. Terlahir dari keluarga sederhana, guru kelahiran Lamongan itu mulai kecil hingga remaja mengenyam pendidikan madrasah, termasuk MI, MTs sampai Madrasah Aliyah (MA). Setelah itu oleh kedua orang tuanya diminta belajar di pondok pesantren. "Serta kuliah di Surabaya, sambil membantu paman di sana. Kalau pagi nyablon dan siangnya kuliah. Selain itu sambil kuliah, juga mengajar. Sejak kecil diajari mandiri," kenang suami Zubaidah itu. Kemudian, ia mengajar di SMK Negeri 2 Bojonegoro sejak 1987 sampai tahun 2009. Sehingga sudah banyak muridnya yang diajar, bahkan begitu banyaknya tidak sedikit yang lupa namanya. Kalau ketemu, terkadang ada yang menyapa, ia lupa nama murid yang pernah diajarnya tersebut. "Banyak lulusan 1990 yang sudah lupa," ceritanya sambil tersenyum. Motivasinya menjadi guru ingin mengubah pemikiran rohani anak dan memberikan pengetahuan serta mengajari semuanya sehingga anak dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat. "Kesenangan tersendiri, melihat siswa bisa sukses," imbuh pria kelahiran 6 September 1959 itu. Sebelum menjabat Kepala sekolah SMKN 1 Baureno, Imam mengaku pernah mengabdi di SMKN Dander. Setiap hari ia pulang pergi Bojonegoro-Baureno. Kalau dulu hanya sekitar 30 menit saja, tapi sekarang hampir 1 jam, karena jalan mulai mancet. "Saya berupaya menjadikan SMK GO Internasional, karena selama ini banyak yang hanya berfikir global. Untuk bisa Go Internasional, perlu menyiapkan tenaga potensial dan membuat siswa berpacu untuk menjadi juara," tuturnya. Bukti Go Internasional sudah nampak, dengan adanya pertukaran pelajar SMKN 1 Baureno dengan pelajar Thailand. Sebanyak empat siswa Thailand yakni Chokchai (Chok), Pati Korn (Korn), Thammachon (CHun) dan Punyagon (men) akan belajar selama dua bulan di SMKN 1 Baureno, bersama siswa setempat lainnya. Sekarang ini SMKN 1 Baureno, satu-satunya lembaga di Kabupaten Bojonegoro yang melaksanakan pertukaran pelajar dengan luar negeri. Melalui program Shoutheast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), merupakan organisasi kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu diadakan selama lima tahun. Rencananya setelah pertukaran pelajaran dengan Thailand dievaluasi, tahun depan SMKN 1 Baureno akan bekerja sama dengan Malaysia. Selain itu dua negera dari Luar Asia Tenggara, Jerman dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMKN 1 Baureno. [zid/lis] |
|
3.
|
Sumber berita
|
blokBojonegoro.com
|
1.
Menemukan
ciri kebahasaan (keterangan) dalam teks berita.
No
|
Paragraf
|
Keterangan
|
|||||
Waktu
|
Tempat
|
Tujuan
|
Cara
|
Sebab
|
Alat
|
||
1.
|
Dunia
Kabupaten Bojonegoro patut berbangga pada pegawainya. Meskipun tidak asli
Kota Ledre, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Imam
Wahjono mampu menjadikan sekolah kejuruan yang dipimpinnya Go Internasional.
|
-
|
Kabupaten
Bojonegoro
|
Go
Internasional
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
Ketika
ditemui di ruang kerjanya, Bapak satu anak itu sedang membubuhkan tanda
tangannya di ijazah siswanya yang meminta legalisir. Di belakang meja Kepala
Sekolah, tertata rapi tropi maupun piala hasil prestasi siswa-siswinya. Ia
juga begitu sederhana, buktinya ada cemilan makanan tradisional, seperti
jenang dan gethuk di mejanya tersebut.
|
-
|
di ruang
kerjanya,
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3.
|
"Baru
dua tahun menjabat Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno," ungkapnya yang
kini tinggal di Jalan KS Tubun Gang Suproyo No.10 Kelurahan Mojo Kampung,
Kecamatan Kota Bojonegoro.
|
-
|
di Jalan
KS Tubun Gang Suproyo No.10 Kelurahan Mojo Kampung, Kecamatan Kota
Bojonegoro.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.
|
Meskipun
usianya kini sudah 56 tahun, ia mengenang masa-masa kecilnya dulu. Terlahir
dari keluarga sederhana, guru kelahiran Lamongan itu mulai kecil hingga
remaja mengenyam pendidikan madrasah, termasuk MI, MTs sampai Madrasah Aliyah
(MA). Setelah itu oleh kedua orang tuanya diminta belajar di pondok
pesantren.
|
-
|
Lamongan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
"Serta
kuliah di Surabaya, sambil membantu paman di sana. Kalau pagi nyablon dan
siangnya kuliah. Selain itu sambil kuliah, juga mengajar. Sejak kecil diajari
mandiri," kenang suami Zubaidah itu.
|
-
|
di
Surabaya
|
Sejak
kecil diajari mandiri,
|
-
|
-
|
-
|
6.
|
Kemudian,
ia mengajar di SMK Negeri 2 Bojonegoro sejak 1987 sampai tahun 2009. Sehingga
sudah banyak muridnya yang diajar, bahkan begitu banyaknya tidak sedikit yang
lupa namanya. Kalau ketemu, terkadang ada yang menyapa, ia lupa nama murid
yang pernah diajarnya tersebut. "Banyak lulusan 1990 yang sudah
lupa," ceritanya sambil tersenyum.
|
Tahun
1987-2009, 1990
|
di SMK
Negeri 2 Bojonegoro
|
mengajar
|
-
|
-
|
-
|
7.
|
Motivasinya
menjadi guru ingin mengubah pemikiran rohani anak dan memberikan pengetahuan
serta mengajari semuanya sehingga anak dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
lingkungan dan masyarakat. "Kesenangan tersendiri, melihat siswa bisa sukses,"
imbuh pria kelahiran 6 September 1959 itu.
|
6
September 1959
|
-
|
ingin
mengubah pemikiran rohani anak dan memberikan pengetahuan serta mengajari
semuanya sehingga anak dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, lingkungan dan
masyarakat.
|
-
|
-
|
-
|
8.
|
Sebelum
menjabat Kepala sekolah SMKN 1 Baureno, Imam mengaku pernah mengabdi di
SMKN Dander. Setiap hari ia pulang
pergi Bojonegoro-Baureno. Kalau dulu hanya sekitar 30 menit saja, tapi
sekarang hampir 1 jam, karena jalan mulai mancet. "Saya berupaya menjadikan
SMK GO Internasional, karena selama ini banyak yang hanya berfikir global.
Untuk bisa Go Internasional, perlu menyiapkan tenaga potensial dan membuat
siswa berpacu untuk menjadi juara," tuturnya.
|
-
|
-
SMKN 1 Baureno
-
SMKN Dander
|
menjadikan
SMK GO Internasional
|
-
|
-
|
-
|
9.
|
Bukti Go
Internasional sudah nampak, dengan adanya pertukaran pelajar SMKN 1 Baureno
dengan pelajar Thailand. Sebanyak empat siswa Thailand yakni Chokchai (Chok),
Pati Korn (Korn), Thammachon (CHun) dan Punyagon (men) akan belajar selama
dua bulan di SMKN 1 Baureno, bersama siswa setempat lainnya.
|
-
|
SMKN 1
Baureno
|
pertukaran
pelajar SMKN 1 Baureno dengan pelajar Thailand
|
-
|
-
|
-
|
10.
|
Sekarang
ini SMKN 1 Baureno, satu-satunya lembaga di Kabupaten Bojonegoro yang
melaksanakan pertukaran pelajar dengan luar negeri. Melalui program
Shoutheast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre
(Seamolec-Ovec), merupakan organisasi kementerian pendidikan se-Asia Tenggara
itu diadakan selama lima tahun.
|
-
|
SMKN 1
Baureno
|
melaksanakan
pertukaran pelajar dengan luar negeri
|
-
|
-
|
-
|
11.
|
Rencananya
setelah pertukaran pelajaran dengan Thailand dievaluasi, tahun depan SMKN 1
Baureno akan bekerja sama dengan Malaysia. Selain itu dua negera dari Luar
Asia Tenggara, Jerman dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar
dengan SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
|
-
|
SMKN 1
Baureno
|
tahun
depan SMKN 1 Baureno akan bekerja sama dengan Malaysia. Selain itu dua negera
dari Luar Asia Tenggara, Jerman dan Prancis
|
-
|
-
|
-
|
2. Menemukan ciri kebahasaan
(verba transitif dan verba perwarta) dalam teks berita
No.
|
Paragraf
|
Verba
|
|
Transitif
|
Pewarta
|
||
1.
|
Dunia
Kabupaten Bojonegoro patut berbangga pada pegawainya. Meskipun tidak asli
Kota Ledre, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Imam
Wahjono mampu menjadikan sekolah kejuruan yang dipimpinnya Go Internasional.
|
menjadikan
|
-
|
2.
|
Ketika
ditemui di ruang kerjanya, Bapak satu anak itu sedang membubuhkan tanda
tangannya di ijazah siswanya yang meminta legalisir. Di belakang meja Kepala
Sekolah, tertata rapi tropi maupun piala hasil prestasi siswa-siswinya. Ia
juga begitu sederhana, buktinya ada cemilan makanan tradisional, seperti
jenang dan gethuk di mejanya tersebut.
|
Membubuhkan
meminta
|
-
|
3.
|
"Baru
dua tahun menjabat Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno," ungkapnya yang
kini tinggal di Jalan KS Tubun Gang Suproyo No.10 Kelurahan Mojo Kampung,
Kecamatan Kota Bojonegoro.
|
menjabat
|
-
|
4.
|
Meskipun
usianya kini sudah 56 tahun, ia mengenang masa-masa kecilnya dulu. Terlahir
dari keluarga sederhana, guru kelahiran Lamongan itu mulai kecil hingga
remaja mengenyam pendidikan madrasah, termasuk MI, MTs sampai Madrasah Aliyah
(MA). Setelah itu oleh kedua orang tuanya diminta belajar di pondok
pesantren.
|
Mengenyam
mengenang
|
-
|
5.
|
"Serta
kuliah di Surabaya, sambil membantu paman di sana. Kalau pagi nyablon dan
siangnya kuliah. Selain itu sambil kuliah, juga mengajar. Sejak kecil diajari
mandiri," kenang suami Zubaidah itu.
|
Membantu
mengajar
|
-
|
6.
|
Kemudian,
ia mengajar di SMK Negeri 2 Bojonegoro sejak 1987 sampai tahun 2009. Sehingga
sudah banyak muridnya yang diajar, bahkan begitu banyaknya tidak sedikit yang
lupa namanya. Kalau ketemu, terkadang ada yang menyapa, ia lupa nama murid
yang pernah diajarnya tersebut. "Banyak lulusan 1990 yang sudah lupa,"
ceritanya sambil tersenyum.
|
Tersenyum
|
-
|
7.
|
Motivasinya
menjadi guru ingin mengubah pemikiran rohani anak dan memberikan pengetahuan
serta mengajari semuanya sehingga anak dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
lingkungan dan masyarakat. "Kesenangan tersendiri, melihat siswa bisa
sukses," imbuh pria kelahiran 6 September 1959 itu.
|
Mengubah
Memberikan
mengajari
|
-
|
8.
|
Sebelum
menjabat Kepala sekolah SMKN 1 Baureno, Imam mengaku pernah mengabdi di
SMKN Dander. Setiap hari ia pulang
pergi Bojonegoro-Baureno. Kalau dulu hanya sekitar 30 menit saja, tapi
sekarang hampir 1 jam, karena jalan mulai mancet. "Saya berupaya menjadikan
SMK GO Internasional, karena selama ini banyak yang hanya berfikir global.
Untuk bisa Go Internasional, perlu menyiapkan tenaga potensial dan membuat
siswa berpacu untuk menjadi juara," tuturnya.
|
Menjabat
Menjadikan
Berupaya
Menyiapkan
Membuat
berpacu
|
-
|
9.
|
Bukti Go
Internasional sudah nampak, dengan adanya pertukaran pelajar SMKN 1 Baureno
dengan pelajar Thailand. Sebanyak empat siswa Thailand yakni Chokchai (Chok),
Pati Korn (Korn), Thammachon (CHun) dan Punyagon (men) akan belajar selama
dua bulan di SMKN 1 Baureno, bersama siswa setempat lainnya.
|
Belajar
Pertukaran
|
-
|
10.
|
Sekarang
ini SMKN 1 Baureno, satu-satunya lembaga di Kabupaten Bojonegoro yang
melaksanakan pertukaran pelajar dengan luar negeri. Melalui program
Shoutheast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre
(Seamolec-Ovec), merupakan organisasi kementerian pendidikan se-Asia Tenggara
itu diadakan selama lima tahun.
|
Melaksanakan
Pertukaran
|
-
|
11.
|
Rencananya
setelah pertukaran pelajaran dengan Thailand dievaluasi, tahun depan SMKN 1
Baureno akan bekerja sama dengan Malaysia. Selain itu dua negera dari Luar
Asia Tenggara, Jerman dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan
SMKN 1 Baureno.
|
Pertukaran
|
-
|
3. Kata tidak baku dan baku
No.
|
Paragraf
|
Kata Tidak Baku
|
Kata Baku
|
1.
|
Dunia Kabupaten Bojonegoro patut berbangga pada
pegawainya. Meskipun tidak asli Kota Ledre, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri (SMKN) 1 Baureno, Imam Wahjono mampu menjadikan sekolah kejuruan yang
dipimpinnya Go Internasional.
|
-
|
-
|
2.
|
Ketika ditemui di ruang kerjanya, Bapak satu anak
itu sedang membubuhkan tanda tangannya di ijazah siswanya yang meminta legalisir. Di
belakang meja Kepala Sekolah, tertata rapi tropi maupun piala hasil prestasi
siswa-siswinya. Ia juga begitu sederhana, buktinya ada cemilan makanan
tradisional, seperti jenang dan gethuk di mejanya tersebut.
|
Ijasah
|
Ijazah
|
3.
|
"Baru dua tahun menjabat Kepala Sekolah SMK
Negeri 1 Baureno," ungkapnya yang kini tinggal di Jalan KS Tubun Gang
Suproyo No.10 Kelurahan Mojo Kampung, Kecamatan Kota Bojonegoro.
|
-
|
-
|
4.
|
Meskipun usianya kini sudah 56 tahun, ia mengenang
masa-masa kecilnya dulu. Terlahir dari keluarga sederhana, guru kelahiran
Lamongan itu mulai kecil hingga remaja mengenyam pendidikan madrasah,
termasuk MI, MTs sampai Madrasah Aliyah (MA). Setelah itu oleh kedua orang
tuanya diminta belajar di pondok pesantren.
|
-
|
-
|
5.
|
"Serta kuliah di Surabaya, sambil membantu
paman di sana. Kalau pagi nyablon dan siangnya kuliah. Selain itu sambil
kuliah, juga mengajar. Sejak kecil diajari mandiri," kenang suami
Zubaidah itu.
|
-
|
-
|
6.
|
Kemudian, ia mengajar di SMK Negeri 2 Bojonegoro
sejak 1987 sampai tahun 2009. Sehingga sudah banyak muridnya yang diajar,
bahkan begitu banyaknya tidak sedikit yang lupa namanya. Kalau ketemu, terkadang
ada yang menyapa, ia lupa nama murid yang pernah diajarnya tersebut.
"Banyak lulusan 1990 yang sudah lupa," ceritanya sambil tersenyum.
|
-
|
-
|
7.
|
Motivasinya menjadi guru ingin mengubah
pemikiran rohani anak dan memberikan pengetahuan serta mengajari semuanya
sehingga anak dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, lingkungan dan
masyarakat. "Kesenangan tersendiri, melihat siswa bisa sukses,"
imbuh pria kelahiran 6 September 1959 itu.
|
Motivasi
|
motifasi
|
8.
|
Sebelum menjabat Kepala sekolah SMKN 1 Baureno, Imam
mengaku pernah mengabdi di SMKN
Dander. Setiap hari ia pulang pergi Bojonegoro-Baureno. Kalau dulu
hanya sekitar 30 menit saja, tapi sekarang hampir 1 jam, karena jalan mulai
mancet. "Saya berupaya menjadikan SMK GO Internasional, karena selama
ini banyak yang hanya berfikir global. Untuk bisa Go Internasional, perlu
menyiapkan tenaga potensial dan membuat siswa berpacu untuk menjadi
juara," tuturnya.
|
-
|
-
|
9.
|
Bukti Go Internasional sudah nampak, dengan adanya
pertukaran pelajar SMKN 1 Baureno dengan pelajar Thailand. Sebanyak empat
siswa Thailand yakni Chokchai (Chok), Pati Korn (Korn), Thammachon (CHun) dan
Punyagon (men) akan belajar selama dua bulan di SMKN 1 Baureno, bersama siswa
setempat lainnya.
|
-
|
-
|
10.
|
Sekarang ini SMKN 1 Baureno, satu-satunya lembaga di
Kabupaten Bojonegoro yang melaksanakan pertukaran pelajar dengan luar negeri.
Melalui program Shoutheast Asian Ministers of Education Regional Open
Learning Centre (Seamolec-Ovec), merupakan organisasi kementerian pendidikan
se-Asia Tenggara itu diadakan selama lima tahun.
|
-
|
-
|
11.
|
Rencananya setelah pertukaran pelajaran dengan
Thailand dievaluasi, tahun depan SMKN 1 Baureno akan bekerja sama dengan
Malaysia. Selain itu dua negera dari Luar Asia Tenggara, Jerman dan Prancis
juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
|
-
|
-
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar